Sabtu, 04 Desember 2010

MOU & PELATIHAN OLAHAN PISANG DI KAB. DEMAK

  Pada hari Selasa, 30 November 2010 sekitar jam 10.00 WIB bertempat di Balai Kecamatan Karangawen-Kabupaten Demak, telah ditandatangani naskah kerjasama (MOU) antara Dekan Fakultas Teknologi Pertanian & Peternakan-Universitas Semarang (Ir. Rohadi, MP) dengan Kepala Kantor Ketahanan Pangan-Kabupaten Demak (Wahyudi, SP,MP) dalam rangka Mengembangkan Potensi Pangan Lokal di Kabupaten Demak.
Dalam kesempatan tersebut juga diadakan Pelatihan/Demo Olahan Pisang oleh Tim BKPA-USM (Ir. Adi Sampurno, MSi; Ir.Haslina, MSi; Teti Susilowati, SE dan Arya Wibawa, SPt) dengan materi : Teori & Teknik Pembuatan tepung pisang; nugget buah pisang; kue bandung (mini) tepung pisang dan kue bolu tepung pisang. Pelatihan diikuti oleh perwakilan ibu-ibu dari Tim Penggerak PKK Kecamatan; Kelompok Wanita Tani; Staf Kecamatan dan kantor Ketahanan Pangan-Kabupaten Demak. Tanaman pisang banyak terdapat di wilayah kabupaten Demak, tetapi pemanfaatannya selama ini belum maksimal, karena selama ini buah pisang hanya dimanfaatkan dalam bentuk segar atau dibuat camilan, seperti keripik pisang, terutama untuk pisang yang tidak umum dikonsumsi dalam bentuk segar atau harga jualnya murah., seperti pisang Kepok Gablok, Raja Nangka, Belitung, dll. Apalagi pada waktu musim panen raya, harganya sangat rendah/murah dan kurang terserap oleh pasar, sehingga banyak yang rusak/busuk. Harapannya setelah pelatihan tersebut, potensi pangan lokal-khususnya buah pisang-dapat lebih dikembangkan dan didayagunakan, sehingga nilai ekonomis dan nilai gunanya bisa meningkat. Karena dengan diolah menjadi tepung, maka dapat diaplikasikan menjadi berbagai produk pangan (roti, kue, bubur, nugget, dll), serta dapat disimpan lama/awet; disamping itu harga jualnya menjadi lebih mahal.
Kedepan, potensi sumber pangan lokal lainnya yang ada di kabupaten Demak dapat lebih didayagunakan dan lebih disosialisasikan ke masyarakat sebagai sumber pangan, sehingga kemandirian pangan dapat tercapai dengan memanfaatkan atau berbasis pangan lokal, tanpa harus mengandalkan pangan dari impor (ads)