Kabar buruk bagi usaha perbaikan gizi anak sekolah, karena Program PMTAS (Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah) tahun 2012 oleh Komisi X DPR RI dihentikan (Suara Merdeka, 10 Desember 2011, hal. 18), alasannya karena dinilai tidak adil (??), tidak sistematis dan tidak merata, sehingga sulit diukur dampaknya.
Program yang digulirkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pertama kali dilaksanakan pada Agustus 2010 dan dapat dilaksanakan selama 10 tahun sejak diluncurkan. Program ini ditujukan untuk anak-anak tingkat TK dan SD, baik negeri maupun swasta, di daerah terpencil dan masih mengalami kekurangan gizi. Selain itu juga dapat memberdayakan ekonomi pedesaan, karena bahan makanannya berasal dari hasil bumi di daerahnya (bahan pangan lokal).
Pada prakteknya di lapangan, program tersebut juga mengedukasi pihak pengelola sekolah, kantin sekolah, penjual makanan dilingkungan sekolah dan komite sekolah, tentang pembuatan/pengolahan dan penyusunan menu makanan bagi anak sekolah yang aman, sehat, bergizi dan berimbang dengan memanfaatkan bahan pangan lokal, serta bagaimana membuat makanan/jajanan bagi anak sekolah yang bentuknya menarik selera, rasanya enak, sehat dan bergizi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah.
Memang dampak dari program tersebut tidak dapat serta merta dilihat kontribusinya untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, karena peningkatan kualitas pendidikan banyak sekali dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti sarana-prasarana, kualitas tenaga pendidik dan banyak faktor lain yang masih perlu dibenahi dan ditingkatkan. Program PMTAS hanya salah satu usaha untuk dapat meningkatkan kualitas anak didik (murid) ditinjau dari segi kesehatan tubuh, daya kembang dan peningkatan kecerdasan, melalui pemenuhan kebutuhan gizinya sehari-hari.
Bagaimana komentar para pemerhati pangan?? Silahkan tulis komentar anda di blog ini. Terimakasih.