Jumat, 24 September 2010

TINJAUAN : SENTRA IKM PENGOLAHAN CARICA KABUPATEN WONOSOBO


Tanaman Carica Dieng (Carica candamarcensis Hok) merupakan salah satu famili dari caricaceae yang hanya dapat dijumpai di dataran Dieng pada ketinggian di atas 1750 m dpl sampai 2000 m dpl. Tanaman ini berasal dari kepulauan Candamar di Amerika Tengah dan dijumpai juga di Brasilia. Di dataran tinggi Dieng, buah ini sering disebut Kates Dieng, Gandul Dieng, Pepaya Dieng atau Carica. Tanaman Carica Dieng memerlukan syarat tumbuh yang spesifik; mulai dari suhu, kelembaban dan ketinggian tanah. Buah Carica memiliki aroma yang khas; harum, segar, daging buah kenyal dan hanya dapat dikonsumsi setelah dilakukan pengolahan, dapat berupa minuman buah (Carica in sirup atau cocktail), selai, juice dan sebagainya. Dari berbagai olahan Carica yang paling populer saat ini adalah Carica in sirup, dan sebagian IKM telah melakukan diversifikasi pengolahan seperti Carica menjadi Sirup, manisan kering, selai  jam, sari buah dan dodol.

            Tanaman Carica yang hanya dapat tumbuh di dataran tinggi Dieng mempunyai banyak keuntungan karena dapat memperbaiki struktur tanah dan dapat menahan erosi, membantu memperbaiki lahan kritis, mampu menahan air tanah dan menghijaukan lingkungan.
Teknologi yang digunakan untuk mengolah Carica menjadi produk olahan utama yaitu Carica in sirup masih sederhana. Dari berbagai olahan Carica yang paling populer saat ini adalah Carica in sirup yang dikemas dalam botol gelas maupun cup plastik. Buah Carica dalam botol yang diproduksi IKM masih sangat beragam cara pengolahan dan kemasannya.  Secara umum proses produksi pada pengolahan buah Carica in sirup meliputi : pengupasan, pemisahan buah dari biji, pemotongan, pencucian, pembuatan sirup dan pengemasan. Pengolahan Carica menghasilkan limbah padat berupa kulit dan biji Carica. Pada saat ini sebagian limbah kulit dijadikan pupuk sedangkan biji digunakan untuk obat cacing. Sebagian limbah belum dimanfaatkan.
Peralatan yang digunakan di Sentra IKM untuk mengolah Carica masih sangat sederhana, menggunakan alat pengupas manual yaitu dengan tangan dan sarung tangan karena belum ada alat pengupas mekanik. Hal ini karena bentuk buah Carica yang menyerupai belimbing sehingga susah untuk dicarikan/dibuatkan alat pengupas mekanik. Pembuangan biji dan pencucian juga masih dilakukan secara manual dan alat mengolahnya/memasaknya berupa peralatan dapur biasa dan  alat untuk mengemas semi modern yaitu berupa siller untuk kemasan cup plastik. 
Pemasaran Carica meliputi wilayah lokal, regional dan nasional dengan daerah pemasaran lokal adalah Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya,  regional meliputi beberapa kota Di Jawa Tengah, sedangkan nasional meliputi luar Jawa Tengah seperti Jabodetabek, Jawa Timur, Tasikmalaya-Jawa Barat.
Pola pemasaran Carica yang dilakukan meliputi beberapa pola yaitu :
1. Produsen  ---->  Konsumen
2. Produsen  ----> Pedagang Eceran  ----> Konsumen
Untuk pemasaran lokal, biasanya konsumen membeli langsung ke produsen (IKM) dan pedagang eceran (Toko). Sedangkan untuk pemasaran regional dan nasional biasanya sesuai dengan pola 2. Pada tahap awal para produsen menawarkan produk Carica ke toko-toko atau pusat oleh – oleh dan tempat – tempat wisata yang ada di berbagai daerah serta membuka stand di pusat perbelanjaan modern. Untuk pemesanan selanjutnya para pedagang  tinggal pesan dan barang dikirim. Disamping kedua pola tersebut masih ada media pemasaran  yang tidak kalah penting yaitu pameran yang diselenggarakan oleh berbagai instasi baik swasta maupun pemerintah (di tingkat Kabupaten, Propinsi  dan Pusat).
Permintaan Carica setiap bulannya berfluktuasi dan  biasanya akan meningkat pada saat Lebaran, Natal, Tahun Baru dan pada saat-saat liburan. Namun demikian trend permintaan Carica dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Ekspor Carica saat ini belum dapat dilaksanakan.  Prospek ke depan/ jangka panjang yang harus sudah mulai dipikirkaan adalah strategi dan upaya  untuk dapat memenuhi standarisasi mutu sehingga pemasaran di tingkat nasional lebih meningkat dan diharapkan dapat diekspor.
Sumber pembiayaan dan permodalan bagi IKM Carica berasal dari modal sendiri dan modal dari luar. Sumber pembiayaan yang berasal dari luar diperoleh dari perbankan dan dari non perbankan yaitu dana/pinjaman bergulir dari LPT-Disperindag Jawa Tengah, Peruri, Perumnas.
Sentra IKM Carica di Kabupaten Wonosobo selama ini telah dibina oleh Diperindag, BPOM, Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan dalam bentuk pelatihan-pelatihan yang mendukung usaha, bantuan alat dan dana.
Dalam rangka meningkatkan kebersamaan dalam berusaha Carica, maka sudah terbentuk wadah perkumpulan yaitu Asosiasi Pengrajin Carica (APC), tetapi saat ini belum dapat memberikan banyak manfaat bagi para anggotanya. Untuk mengaktifkan  APC diperlukan aktivitas anggotanya untuk meningkatkan peran APC, sehingga jika ada pembinanan teknis maupun  bantuan dari pihak luar dapat dikelola APC dengan baik. Disamping pembinaan dan wadah untuk mendapatkan modal, asosiasi juga dapat memberikan peran yang lebih luas  dengan cara menentukan dan menetapkan standarisasi mutu produk, menentukan harga bahan baku dan bahan pembantu (gula rafinasi, kemasan, pelabelan dan peralatannya). Apabila bahan baku melimpah dapat ditampung/dibeli oleh APC untuk disalurkan ke IKM anggotanya, pembuatan gudang bersama atau membuat show room (catatan : data diambil tahun 2009)

4 komentar:

  1. boleh tau dimna saya beli biji carica???
    apakah dijual atau tidak??

    BalasHapus
  2. Coba langsung ke daerah Dieng Wonosobo atau ke Dinas Pertanian kab. Wonosobo

    BalasHapus
  3. saya mau beli manisan carica dalam botol, jadia dimana saya dapat pesan, berapa harganya, dan produksi mana yg terbaik ? mohon dapat menghubungi saya di Hp.081533434988 an, hendry, saya mau pasarkan di pulau sumatera utara

    BalasHapus
  4. kami melayani penjualan partai besar carica dieng hubungi 081392193618

    BalasHapus